Selasa, 13 Desember 2011

Revolusi 13

Sudah lama tulisan ini saya pending dengan berbagai alasan yang kesemuanya berujung pada kekurang pahaman saya dalam mereview sebuah buku... ya.. saya tidak begitu cakap menceritakan kembali apa yang telah saya baca atau tonton.. tp karena telah berjanji pada sang pengarang buku, jadi saya berusaha menuliskannya.. :) 

Kaya.. siapa yang tidak ingin kaya..?. Manusia pada umumnya selalu berusaha sekuat tenaga untuk mencapai kebebasan finansialnya, dan itu memang harus dilakukan, karena tanpa uang, tidak ada kegiatan yang bisa kita lakukan dengan maksimal. Makan dan minum pasti memerlukan uang, ibadah juga memerlukan uang, bahkan tidur pun tak akan nyenyak jika tak memiliki uang. Uang..Uang.. dan uang.. hmmm.. uang mampu menjadikan orang yang biasa-biasa saja menjadi luar biasa, menjadikan si baik menjadi bejat, bahkan bisa dikatakan bahwa uang dapat memutar balikkan seluruh sendi-sendi kehidupan. apakah uang adalah segalanya..?? bukan.. tapi segalanya memerlukan uang.. setidaknya begitu yang sering saya dengar dan baca. :)

Revolusi 13 adalah salah satu buku motivasi karya Kang Sarli Rahman, saya peroleh setelah mengikuti kuis yang beliau adakan beberapa minggu yang lalu. buku yang menyajikan langkah-langkah atau jurus-jurus jitu yang harus dapat dilakukan dalam meraih kesuksesan dan kekayaan. Menurut beliau, Ada 13 hal yang perlu direvolusi dalam diri kita untuk mencapai kesuksesan dan kekayaan, ada 3 alasan utama mengapa kita harus kaya, ada 3 sumber pendapatan, dan ada 3 jurus jitu mengelola dan memahami fungsi uang. semua terangkum dalam satu buku yang telah beliau terbitkan ini. 

Mungkin banyak buku yang telah membahas tentang masalah ini, tapi menurutku, buku Revolusi 13 tetap layak untuk dibaca dan mengambil pelajaran darinya. buku yang disajikan dalam bahasa yang sederhana, disertai cerita-cerita ringan membuatnya mudah untuk dipahami. apalagi pembahasan yang kadang dikaitkan dengan pesan-pesan religius, menjadikan pembaca semakin yakin dengan kebenaran langkah yang tersajikan. Ya.. sebuah motivasi harus disertai keyakinan bukan..?? 
begitu banyak orang saat ini berlomba untuk menjadi yang terbaik, menjadi seorang pemenang, atau menjadi orang terkaya di lingkungannya. ada yang berhasil, namun ada yang gagal. Tetapi ironisnya mereka yang menjadi pemenang hari ini tidak mampu bertahan lama, dan dalam waktu sekejap berbalik menjadi pecundang. Banyak orang yang hari ini begitu taat beragama, namun keesokan harinya terjerumus menjadi orang bejat, banyak orang hari ini begitu pintar, namun esok hari begitu gampang menjadi orang bodoh. Mengapa itu bisa terjadi..?? jawabannya adalah karena mereka tidak pernah berusaha mengakumulasikan kekuatan, keimanan, dan kecerdasan mereka
Ya.. kesuksesan bukan suatu hal yang begitu saja terjadi, tapi melalui sebuah proses yang panjang. sukses bukan tanpa terjatuh, tapi bagaimana bangkit kembali dan meneruskan impian. walau harus di akui bahwa keberuntungan ikut berpengaruh.. 
Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan (Thomas Alva Edison)
 * Semoga Bermanfaat.. :)

Minggu, 04 Desember 2011

Cerita Hari Minggu

Bismillah.. 

Ngambil gambar di sini
Siang ini.. saya Sebenarnya malas melakukan apa-apa.. hanya ingin bersantai kayak di pantai, menikmati Kesejukan hutan belantara, atau apa saja deh yang membuat jenuh pergi menjauh.. namun karena aktifitas sebagai buruh pabrik yang tak kenal hari libur, tak kenal siang atau malam, jadinya saya menghabiskan hari mingguku di pabrik.. 

Pagi yang dingin tak mengurangi semangatku, yah memang sih.. kebiasaan mengulur waktu masih tetap ada, bangun dari tidur, gosok2 mata, dan tengok ke arah jam dinding, 30 menit, 15 menit, 5 menit, ah.. masih ada waktu untuk bermalas-malasan di pembaringan.... kebiasaan buruk..?? hehe.. bagiku itu adalah disiplin.. *ngeles.. -_-.. Tiba saatnya untuk berangkat, dengan perhitungan waktu yang sangat pas-pasan, pakai baju 3 menit, kaos kaki dan sepatu hingga memacu si Jupi paling membutuhkan waktu 2 menit, perjalanan dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam, jarak tempuh 20 km paling kulahap hanya dalam waktu 20 menit. yah.. 30 menit cukuplah untuk itu semua.. :) 

Awalnya kondisi jalan cukup lengang, saya bisa memangkas waktu perjalanan pikirku.. dan tibalah pada sebuah persimpangan, pak polisi menghentikan perjalananku. di depan ada event jalan santai yang di adakan oleh partai politik besar, jumlah pesertanya banyak mereka membanjiri jalan dengan warna biru khas partai itu dan harus menunggu sampai mereka melintas seluruhnya untuk dapat memberi ruang bagi kendaraan yang hendak menggunakan jalan itu, begitu pak polisi menjelaskan. saya hendak mengantarkan anakku ke sekolah minggu, saya hendak melaksanakan ibadah. dua alasan yang dilontarkan oleh pengemudi lain cukup meyakinkanku bahwa alasan terlambat pun tidak akan membatuku untuk dapat melintas. 

Saya terjebak. berbalik arahpun tidak bisa, dan saya hanya bisa pasrah, sepertinya partai ini akan menghadiahiku sebuah surat peringatan dan pemotongan upah bulan ini pikirku, dalam resah hati memaki, kenapa bulan ini tidak bersahabat untuk karirku..?? kemarin sudah telat, hari inipun bisa dipastikan telat lagi. dan dalam bulan ini saya sudah telat masuk kerja sebanyak 4 kali.. tapi siapa yang pantas kumaki..?? pak Polisi..?? Partai Biru ini..?? peserta jalan santai..?? sepertinya yang paling pantas hanya diriku sendiri.

Memang sih, ada sedikit kritikan yang bisa kuberikan kepada panitia pelaksana jalan santai dan polisi yang sedianya dapat merekayasa pengaturan lalu lintas. menurutku, jalur lintasan yang digunakan adalah jalur vital yang dapat menutup akses transportasi utama kota palu dan tanpa ada jalur alternatif yang bisa ditempuh (Setidaknya menurut sepengetahuan saya yang tidak tau jalan2 atau lorong2 yang bisa digunakan). Mungkin dengan pertimbangan bahwa hari ini hari libur, dan hanya beberapa saat. Namun tidak bisa dijadikan alasan, karena minggu hanya bagi sebagian orang, dan orang sepertiku yang tidak bisa menetapkan hari libur pada satu hari tertentu, pastinya menganggap hari minggu itu sama dengan hari2 lain (kecuali hari Jum'at). Dan Pak Polisi harusnya menutup akses pada persimpangan yang masih menyediakan jalur alternatif dan mengarahkan pengguna jalan ke jalur2 alternatif yang bisa digunakan tersebut, bukan mencegat kami pada tempat yang tidak ada jalan lain kecuali memutar arah (Kalaupun masih sempat) atau pasrah menunggu.

Setelah perjuangan yang cukup berat, akhirnya sampai juga ke tempat kerja. Aroma batu bara langsung tercium, deru mesin menggetarkan gendang telingaku, Polusi itu sudah biasa dalam hidupku, dalam pikirku hanya keterlambatan dan isi surat peringatan yang kelak kuterima. Sesampai di ruangan, teman kerja langsung menyapaku dengan pertanyaan-pertanyaan, kamu tau kalo si Rachmad sedang cuti..??.. tidak dan memang saya tidak begitu peduli emang kenapa..?? jawabku.. trus kenapa kamu masuk pagi ini..?? jadwalmu hari ini bukannnya sore..?? tanpa menjawab pertanyaan itu, langsung kuarahkan pandanganku pada jadwal piket yang terpampang di dinding ruangan.. daaaaannnn.. #Gubrak... Untuk kesekian kalinya saya salah jadwal. Namun hari ini saya tidak menyesalinya, malah Bersyukur kepada Allah yang telah membuatku lupa (Memang tidak tau), karena dengan begitu, saya telah membantu teman yang butuh di gantikan setelah semalaman bertugas, mengambil alih tugas teman yang sedang cuti, mendapatkan upah lemburan, saya terbebas dari pemotongan upah dan surat peringatan yang sejak tadi menyesakkan dadaku dan yang tidak kalah penting saya bisa ngebloof seharian, menyapa sahabat dengan canda dan tawa.. Alhamdulillah... ^_^
 
Yah.. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. (Wikipedia).. Termasuk di dalamnya pengaturan waktu yang telah dibuat. (kutambahkan sendiri.. :d) penting untuk mengatur waktu sesuai dengan besarnya kepentingan dan sebab akibat yang terkandung dalam sebuah aktivitas, yang pasti, cerita tentang kemalasan yang termuat dalam tulisan ini adalah contoh buruk dari sebuah pendisiplinan diri yang salah. Terkadang toleransi yang diberikan dimanfaatkan untuk suatu kemalasan, bukan untuk hal-hal yang bersifat urgen. jadi, simpanlah toleransi itu untuk sesuatu yang memang memerlukannya. tidak ada seorangpun yang dapat memastikan apa yang nantinya akan terjadi, bahkan tidak untuk hembusan nafas pada detik selanjutnya.