Alhamdulillah.. Hanya dua hari berselang setelah lembar baru
kubuka, sebuah catatan indah sudah menghiasinya. Sebuah catatan yang bakal
merubah hari-hariku. Sebuah amanah yang Allah titipkan padaku.
Jam menunjukkan pukul 04:50 ketika saya meminta izin untuk
melaksanakan Sholat subuh, saat itu istriku yang terbaring tak berdaya, dengan
berat hati memberikan izinnya. Saya pun sebenarnya berat untuk meninggalkannya,
namun panggilan Mulia itu lebih berat untuk diabaikan. Segera saya menuju
mushollah terdekat, bersuci dan bergabung dalam jamaah.
Dua Rakaat Sholat subuh terusik oleh bunyi HP dari balik
kantong celanaku, namun tidak membuatku mebatalkan sholat. Saya yakin bahwa itu
adalah berita gembira dari ruang sebelah, Pujian semakin deras mengucur dari
mulutku, sebagai ungkapan rasa syukurku pada sang pengatur kehidupan.
Setelah kewajiban tertunaikan, kulangkahkan kakiku menuju
ruang dimana Istriku terbaring, Melihat senyum yang menghiasi bibirnya, rasa
senang, haru, dan bahagia semakin menyuburkan syukur yang telah tertanam dalam
dada. Terlebih saat kulihat seorang bayi berada dalam pelukannya.
Alhamdulillah… terimakasih ya Allah.. Engkau telah mengijabah Do’aku.. Do’a yang selalu kupanjatkan di akhir sholatku.. Do’a agar kemudahan Engkau berikan dalam proses hidup mati Istri dan Anakku.. dan engkau kembali membuktikan kuasa-Mu.. membalikkan semua prediksi mahluk-Mu yang mengaku ahli. Menghilangkan kekhawatiran dari hamba-hamba-Mu yang lemah ini..
Ya.. pada usia kehamilan ke 35 minggu, Anakku dalam posisi
Sungsang, Posisi dimana kepala bayi berada di atas, dan menurut Dokter bahwa
posisi itu akan sangat sulit berubah dalam usia kandungan seperti saat itu.
Namun Dokter tetap memberikan sedikit harapan, dengan menceritakan sejarah
pasien-pasiennya terdahulu, memang tidak banyak yang sukses melakukannya
(membalik posisi bayi ke posisi ideal), namun bukan berarti tidak ada. Beberapa
tips dari sang dokter ditambah dengan hasil pencarian ilmu di internet intens
dilakukan Istriku. Sementara saya hanya bisa pasrah kepada Allah Subhanahu
wata’ala. Saya tidak meminta posisi bayi diperbaiki, saya hanya meminta semoga
Istriku diberikan kemudahan menjalani proses persalinannya. Dan Allah memberikan segala yang dibutuhkan
untuk kemudahan itu.
Permintaanku tidak cukup sampai di situ ya Allah.. karena
perjalanan hidup masih panjang. Engkau telah memberikan Amanah kepadaku, amanah
yang tidak mudah untuk kujalani. Untuk itu, keberkahan-Mu sangat kuharapkan,
agar selalu tercurah dan menemani hari-hari kami kedepannya. Aamiin.