Minggu, 02 November 2014

Menjawab Kepercayaan

Bismillah..

Alhamdulillah saat ini saya mendapat tantangan yang menurut saya cukup membebani. Mantan atasan saya menawarkan pekerjaan ditempat yang baru, tawaran yang menggiurkan dari segi pendapatan, namun lebih berat dari sisi tanggung jawab. Apalagi karena proses perekrutannya tergolong mudah, dimana proses seleksinya hanya melalui sebuah interview ringan lewat telfon. Mungkin bagi yang sudah berpengalaman pindah tempat kerja, itu adalah hal yang biasa, tapi tidak bagi saya. Keluar dari  zona"aman" menuju ke zona pembuktian diri adalah keputusan yang tidak mudah. Apalagi karena referensi dari seseorang.

Gambar dari sini
Bagaimanapun juga, Ini adalah peluang yang selama ini datang lewat mimpi-mimpiku. peluang yang tidak setiap saat datang ketika saya menginginkannya. Peluang yang tidak akan menunggu saat dimana saya merasa benar-benar siap untuk itu. dan tentunya kesiapan tidak akan pernah ada jika saya membelenggu diri dalam keputus asaan. putus asa akibat rasa malas dan kejenuhan.

Saya tetap meyakini bahwa ini adalah jalan yang telah Allah Subhanahu wa Ta'ala tentukan untuk saya, jawaban dari keluh kesahku dalam do'a, atau ujian kesetiaan dari sang Kekasih. Namun saya tak bisa mengabaikan peran orang-orang yang menjadi jembatan dari jalan tersebut. yang mencipta "Nepotisme" berlandaskan profesionalitas.

Terima Kasih, hanya itu yang bisa saya katakan dan berikan saat ini, berikut Do'a semoga kita semua mendapatkan hidayah dan taufiq menuju kesuksesan dunia dan yang terpenting Akhirat kelak. 



Rabu, 24 September 2014

Pengalaman Pagi

Aturan Sekolah untuk anak-anak sekarang kadang terasa aneh.. salah satu aturan yang semula saya kecam adalah penerapan penomoran untuk  Siswa yang paling cepat datang ke sekolah yang nantinya akan di evaluasi dan diberikan piagam bagi yang terbaik (tercepat). Anak saya termasuk anak yang sering mendapat nomor wahid. wajar saja, karena jarak rumah yang letaknya dekat dengan sekolah.

Gambar dari sini
Saya malah berfikir, bagaimana dengan anak yang rumahnya jauh dari sekolah..? dimana anak tersebut sangat bergantung pada kesiapan orang tuanya untuk mengantar ke sekolah. Bagaimana jika kedua Orang tuanya bekerja ? dan juga harus bersiap-siap untuk berangkat ke tempat kerja..? bagaimana jika dirumah mereka hanya memiliki satu kamar mandi, dimana mereka harus antri menggunakannya seperti yang kami alami..? sehingga saya berkesimpulan bahwa aturan ini tidak adil untuk semua siswa. juga tidak mengena pada tujuannya yakni pendidikan sikap disiplin siswa. karena kecenderungan yang muncul adalah sikap terburu-buru sehingga tidak bisa mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan.

Pagi Tadi, saya kembali mengantar Anak ke sekolah. digerbang sekolah, salah satu orang tua siswa mendekati saya kemudian bercerita tentang pengalaman dan taktik dalam mengikuti aturan sekolah. dengan frontal saya menyatakan pemikiran saya yang menentang aturan tersebut. dengan tenang beliau berkata "saya senang dengan aturan ini pak, karena dengan aturan ini anak saya bisa belajar untuk bangun lebih pagi, dengan begitu saya lebih mudah untuk mengajaknya sholat Subuh" beliaupun menambahkan "dan saya katakan kepada anak saya, nak.. tidak perlu khawatir akan ada yang mendahuluimu, karena jika memang ada yang mendahuluimu, bisa dipastikan anak tersebut tidak melaksanakan Sholat Subuh seperti kita. yang mana sholat Subuh jauh lebih penting dibanding piagam itu nak.."

Dari kejadian tersebut saya sadar bahwa saya masih sering memandang segala sesuatu berdasarkan hawa nafsu, mungkin pendapat saya ada benarnya, namun saya menafikan manfaat yang saya amini keberadaannya. saya mencoba bijak dengan prinsip keadilan, namun lupa bahwa aturan tersebut menjadikan anak saya terbiasa bangun lebih pagi, bahkan kadang kala menjadi alarm kedua bagi saya untuk bangun tepat waktu. kejadian tersebut juga menjadi pelajaran bagi saya, bagaimana memberikan nasehat kepada anak dalam menyikapi sesuatu.

Alhamdulillah.. Semoga Allah Subhanahu Wata'ala memberikan taufiq serta hidayah sehingga kita bisa menangkap pelajaran dari setiap kejadian yang telah diatur-Nya. Aamiin..

 

Sabtu, 10 Mei 2014

Pengalaman Pertama Makan Sandwich


"Sandwich gratis".. siapa yang tidak mau..? yang namanya gratis, semua pasti tidak keberatan untuk menerimanya.. begitupun dengan saya. "Inilah kesempatan saya mencoba makanan tersebut" pikirku... Dengan semangat empat lima, kuhubungi Andrie yang telah menandai namaku dalam calon penerima sandwich gratis, dan Alhamdulillah masih ada paket tersisa untukku.. :D

Sandwich gratis yang kuterima berasal dari Royal Snack Box yang berada di Jakarta. walau berada di Jakarta, namun Royal Snack Box tetap melayani pemesanan Snack Box dari luar daerah. Bukan hanya sandwich yang mereka tawarkan, beragam kue yang berkualitas dengan rasa yang lezat juga tersedia sehingga dapat menjadi pilihan bagi kita yang tidak memiliki waktu yang banyak untuk mempersiapkan acara yang akan berlangsung seperti menyediakan Snack Box untuk rapat, pengajian, ulang tahun, dan untuk gathering.

Mengenai pengiriman, Royal Snack Box melakukan pengiriman menggunakan jasa pengiriman yang lumayan cepat, untuk pengiriman ke palu, waktu pengirimannya 3 hari dan langsung di antar ke rumah. Dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, waktu pengiriman dari jakarta ke palu biasanya memakan waktu 4-6 hari, itupun kadang barang harus dijemput ke agen penyedia jasa.

Secara keseluruhan, pelayanan yang diberikan oleh Royal Snack Box dapat mematahkan segala keraguan saya. Dimana awalnya saya merasa tidak yakin jika pembelian Snack Box bisa dilakukan secara online. Jadi, bagi yang ingin mengadakan acara dan tidak punya waktu untuk menyiapkan Snack Box, bisa langsung mengunjungi http://www.royalsnackbox.com/

Jumat, 06 Desember 2013

Biarkan semua apa adanya














Hay..

Apakah kamu masih mengenalku..? (Semoga..!!)
Mungkin kamu berfikir bahwa saya telah melupakanmu..
Berfikir bahwa saya telah berlalu tanpa menoleh lagi..

Tidak..tidak..tidak..
Saya masih merindukan perjumpaan denganmu..
Merindukan berada diberandamu, melampiaskan keluh kesahku..
Sambil menunggu sahabat, bercerita tentang kehidupan..
Ijinkan saya menengok kembali ruang-ruang tulismu..

Ah..
Terlalu banyak janji yang kutebar..
Terlalu banyak cerita yang tersampaikan..
Terlalu banyak pujian yang datang..

Apakah kita harus menyembunyikan semua itu,
menghilangkan jejak-jejak masa lalu,
dan memulai dengan lembar yang baru..?

tidak.. biarkan semua apa adanya..

Sabtu, 08 Desember 2012

Hanya Menulis


Banyak hal yang terpikirkan, namun tak satupun yang mampu kutuangkan dalam tulisan.
jemariku seakan kembali belajar, bagaimana merangkai huruf menjadi kata, kata menjadi kalimat, hingga akhirnya bisa menuliskan coretan ini.  coretan tak berarti, namun cukup untuk membersihkan kembali halaman ini dari rumput liar yang tumbuh dengan suburnya. mungkin esok, lusa, atau entah kapan, halaman ini akan terhias kembali oleh rangkaian kata penuh makna, dan akhirnya kamu tau bahwa saya tidak benar-benar melupakanmu.

*Sumber gambar dari sini

Jumat, 19 Oktober 2012

Catatan Indah di lembar baruku (30 Dzulqaidah1433H - 16 oktober 2012M)

Alhamdulillah.. Hanya dua hari berselang setelah lembar baru kubuka, sebuah catatan indah sudah menghiasinya. Sebuah catatan yang bakal merubah hari-hariku. Sebuah amanah yang Allah titipkan padaku.
Jam menunjukkan pukul 04:50 ketika saya meminta izin untuk melaksanakan Sholat subuh, saat itu istriku yang terbaring tak berdaya, dengan berat hati memberikan izinnya. Saya pun sebenarnya berat untuk meninggalkannya, namun panggilan Mulia itu lebih berat untuk diabaikan. Segera saya menuju mushollah terdekat, bersuci dan bergabung dalam jamaah.

Dua Rakaat Sholat subuh terusik oleh bunyi HP dari balik kantong celanaku, namun tidak membuatku mebatalkan sholat. Saya yakin bahwa itu adalah berita gembira dari ruang sebelah, Pujian semakin deras mengucur dari mulutku, sebagai ungkapan rasa syukurku pada sang pengatur kehidupan.

Setelah kewajiban tertunaikan, kulangkahkan kakiku menuju ruang dimana Istriku terbaring, Melihat senyum yang menghiasi bibirnya, rasa senang, haru, dan bahagia semakin menyuburkan syukur yang telah tertanam dalam dada. Terlebih saat kulihat seorang bayi berada dalam pelukannya.


Alhamdulillah… terimakasih ya Allah.. Engkau telah mengijabah Do’aku.. Do’a yang selalu kupanjatkan di akhir sholatku..  Do’a agar kemudahan Engkau berikan dalam proses hidup mati Istri dan Anakku.. dan engkau kembali membuktikan kuasa-Mu.. membalikkan semua prediksi mahluk-Mu yang mengaku ahli. Menghilangkan kekhawatiran dari hamba-hamba-Mu yang lemah ini.. 

Ya.. pada usia kehamilan ke 35 minggu, Anakku dalam posisi Sungsang, Posisi dimana kepala bayi berada di atas, dan menurut Dokter bahwa posisi itu akan sangat sulit berubah dalam usia kandungan seperti saat itu. Namun Dokter tetap memberikan sedikit harapan, dengan menceritakan sejarah pasien-pasiennya terdahulu, memang tidak banyak yang sukses melakukannya (membalik posisi bayi ke posisi ideal), namun bukan berarti tidak ada. Beberapa tips dari sang dokter ditambah dengan hasil pencarian ilmu di internet intens dilakukan Istriku. Sementara saya hanya bisa pasrah kepada Allah Subhanahu wata’ala. Saya tidak meminta posisi bayi diperbaiki, saya hanya meminta semoga Istriku diberikan kemudahan menjalani proses persalinannya.  Dan Allah memberikan segala yang dibutuhkan untuk kemudahan itu. 

Permintaanku tidak cukup sampai di situ ya Allah.. karena perjalanan hidup masih panjang. Engkau telah memberikan Amanah kepadaku, amanah yang tidak mudah untuk kujalani. Untuk itu, keberkahan-Mu sangat kuharapkan, agar selalu tercurah dan menemani hari-hari kami kedepannya.  Aamiin.