Bismillah...
Minggu pertama ramadhan adalah minggu yang cukup
berat, pola hidup berubah, tidur, makan, dan beberapa aktivitas tambahan
membuat kita harus cepat-cepat melakukan penyesuaian. apalagi bagi seorang
karyawan swasta seperti diriku, di luar ramadhan saja tidurku tidak teratur,
karena jadwal shift yang berubah tiap minggunya, namun itu bukan sebuah alasan
untuk berleha-leha dalam melaksanakan Ibadah di bulan Ramadhan kali ini.
Dalam minggu pertama ramadhan ini, ada beberapa
catatan yang sempat terekam dalam ingatanku. dan semoga tidak salah merekam
yang akhirnya hanya menyesatkan.. hehehe...
Islam Kaffah
Begitulah judul ceramah di hari ke-4 Ramadhan.
(Malam pertama tentunya menyambut ramadhan, malam ke-2 dan ke-3 Sholat di
Pabrik). Islam Kaffah menurut Beliau adalah kehidupan yang di dalamnya selalu
disandarkan kepada Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah. bukan hanya yang berkaitan
dengan diri pribadi, tapi juga keluarga, lingkungan sekitar hingga pada
masalah-masalah kenegaraan. Berislam secara kaffah tanpa di dukung oleh
lingkungan sekitarnya sangatlah sulit. Lihatlah bagaimana informasi yang mudah
di peroleh sudah membuat budaya kita menjadi tergeser. Media telah memutar
balik kebenaran. menjadikan anak-anak kita salah dalam menentukan figur idola.
Teringat beberapa saat yang lalu, bagaimana seorang mantan pelaku pornografi
yang dibebaskan. Kemudian Media memberi tajuk "bebasnya sang
bintang". Seakan-akan membenarkan apa yang telah diperbuatnya. bagaimana
ini...??
Islam yang kaffah adalah menerima seluruh isi
Al-Qur'an, bukan menerima setengahnya dan menolak setengahnya yang lain. sebuah
Ayat dalam Al-Qur-an yang berbunyi :
“Dan jika kamu khawatir tidak dapat berbuat adil terhadap anak-anak atau perempuan yatim (jika kamu mengawininya), maka kawinlah dengan perempuan lain yang menyenangkan hatimu; dua, tiga, atau empat. Jika kamu khawatir tidak dapat berbuat adil (terhadap istri yang terbilang), maka kawinilah seorang saja, atau ambillah budak perempuan kamu. Demikian ini agar kamu lebih dekat untuk tidak berbuat aniaya” (An-Nisa` 3).
Ayat di Atas menjelaskan tentang
"bolehnya" melakukan Poligami, nah.. bagaimana dengan kondisi negara
kita tentang hal ini..?? Negara justru menolak dengan tegas ayat di atas.
begitupun dengan tanggapan sebagian besar wanita negeri ini. Malah membenci
ayat tersebut. Ingat.. membenci berarti mendurhakai Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Jika memang belum bisa melakukannya, maka jangan sampai untuk membencinya, pun
membeci orang-orang yang bisa melakukannya. (hanya sebuah contoh kecil
bagaimana beratnya berislam secara kaffah di negeri ini)
Meningkatkan Kualitas Hidup (Hari ke-5)
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa telah
ditegaskan tujuan diciptakannya jin dan manusia adalah semata-mata untuk
beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. berarti hidup adalah ibadah.
meningkatkan kualitas hidup bukan dengan menuju keadaan sejahtera secara
duniawi, namun lebih pada peningkatan kualitas ibadah. kita terkadang lupa akan
tujuan ini, yang kemudian menjadikan dunia sebagai tujuan akhir usaha kita.
banyak diantara kita yang rela melakukan apa saja untuk mendapatkan predikat
"Berhasil" dari sudut pandang duniawi. tidak peduli apakah itu halal
ataukah haram, yang penting bisa tampil sebagai orang yang terpandang. Namun
apakah kita sudah terpandang di hadapan Allah..??
Kita sama-sama mengetahui bahwa Berpuasa, sholat,
zakat, haji dan lain sebagainya adalah ibadah, namun cukupkah hanya ibadah itu
saja sehingga kita disebut sebagai orang-orang yang berada pada tujuan yang
sebenarnya..?? ataukah kita harus menghabiskan seluruh hidup kita untuk
melakukan sholat, puasa, dan zikir..? Hidup adalah ibadah, jika dikerjakan
sesuai dengan apa yang telah dituntunkan oleh Allah melalui Rasul-Nya maka segala
yang dikerjakan akan bernilai Ibadah dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Itulah yang disebut hidup yang berkualitas.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
telah bersabda :
‘Sesungguhnya setiap amalan tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang berhijrah hanya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ia harapkan atau karena wanita yang ia nikahi, maka hijrahnya itu menuju yang ia niatkan’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah mengatur segalanya. dan telah memberikan
tuntunan yang sangat-sangat sempurna bagi kita dalam menjalani hidup. Tujuannya
tidak lain adalah untuk mengarahkan kita pada tujuan kehidupan yang semestinya.
dari hadits di atas dapat disimpulkan, bahwa apapun yang kita lakukan jika di
niatkan untuk mendapatkan Ridho Allah Subhanahu Wa Ta'ala maka
Ridho-Nya akan kita dapatkan. tentunya harus dilakukan sesuai syariat-Nya.
Untuk itu, jangan sia-siakan hidup, Mulailah memperbaiki niat. agar
segala sesuatu yang kita kerjakan dalam hidup ini bernilai ibadah di Hadapan
Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Cukup Sekian yang bisa saya serap dari ceramah-ceramah yang saya dengar,
saya memang orang yang kurang baik dalam merekam dan meneruskan apa yang telah
saya dengar. namun begitu, saya berharap yang sedikit ini dapat memberikan
manfaat. Jika ada yang salah dalam tulisan ini mohon dikoreksi agar tidak malah menyesatkan.. :)
Wassalam...