Rabu, 03 Agustus 2011

Keikhlasan

Bulan Ramadhan telah datang. bulan yang di dalamnya dijanjikan berbagai ganjaran yang berlipat. yang membuatnya layak untuk di sambut dengan penuh suka cita. tapi di dalamnya pula penuh dengan kewajiban dan ujian yang berat untuk bisa menerima hadiah itu. siangnya  harus berpuasa, malamnya harus taraweh. pun membuatnya layak untuk di sambut dengan penuh kehawatiran.
Apakah layak disebut ikhlas jika melaksanakan semua kewajiban itu atas dasar sebuah kewajiban..??
Apakah hanya karena mengharapkan pahala bisa disebut ikhlas..??
Apakah karena takut akan ancaman Allah bisa disebut ikhlas..??
jika itu belum dapat disebut ikhlas, maka katakan bagaimana keikhlasan itu..?? 
dan bagaimana menghadirkan rasa senang dalam mnnjalankan semua ujian itu..??
Pertanyaan itu selalu hadir dalam hati, menyisakan keraguan dan kehawatiran akan sebuah kesia-siaan.
Rasa senang blum menghiasi ruang-ruang dalam hati.
Tapi harap dan takut masih setia membanyangi...

4 komentar:

  1. sederhana saja membuat smua yang kita lakukan menjadi ikhlas... cara simplenya begini ini hati ada dua pikiran dasarnya baik dan buruk, saat kita ingin melakukan kebaikan dengan ikhlas yah jgn sampe sisi buruk kita tau atau kalaupun dia tau ya setelah kita melakukan kebaikan... dengan kata lain kita menipu sisi buruk kita demi satu kewajiban yang mulia.... semoga berkenan....

    BalasHapus
  2. mari kita sambut bulan ramadhan dengan penuh keiklasam,komennya dah telat,love,peace and gaul.

    BalasHapus
  3. De_Javu... hehehehe... metode yang sangat simple, tp sangat sulit diterapkan.. :D

    saryaadinilan... Makasih kunjungan dan ucapannya.. masih mencari defenisi ikhlas... hehehe

    BalasHapus
  4. Ya, pahala dan dosa bukanlah tujuan peribadatan.

    "Orang yang menyembah surga, ia mendambakan kenikmatannya, bukan mengharap Penciptanya. Orang yang menyembah neraka, ia takut kepada neraka, bukan takut kepada Penciptanya." (Syaikh Abdul Qadir al-Jailani)

    ikhlas bagi saya adalah misteri sekaligus kunci hidup dan kehidupan..sebuah kata yang mudah diucapkan, tetapi luar biasa berat pengamalannya.

    Sering saya berpikir.. satu2nya surat di Quran yang benar-benar menunjukkan ke-Diri-an Allah adalah surat al-Ikhlas. Mengapa judul suratnya bukan Al-Ahad, atau Al-Wahid, atau lainnya yang menunjukkan ke-esa-an Tuhan, ya?!

    BalasHapus

Silahkan memberi komentar