Sabtu, 28 Juli 2012

Catatan Minggu Pertama Ramadhan

Bismillah... 
 
Minggu pertama ramadhan adalah minggu yang cukup berat, pola hidup berubah, tidur, makan, dan beberapa aktivitas tambahan membuat kita harus cepat-cepat melakukan penyesuaian. apalagi bagi seorang karyawan swasta seperti diriku, di luar ramadhan saja tidurku tidak teratur, karena jadwal shift yang berubah tiap minggunya, namun itu bukan sebuah alasan untuk berleha-leha dalam melaksanakan Ibadah di bulan Ramadhan kali ini. 
Dalam minggu pertama ramadhan ini, ada beberapa catatan yang sempat terekam dalam ingatanku. dan semoga tidak salah merekam yang akhirnya hanya menyesatkan..  hehehe...

Islam Kaffah
Begitulah judul ceramah di hari ke-4 Ramadhan. (Malam pertama tentunya menyambut ramadhan, malam ke-2 dan ke-3 Sholat di Pabrik). Islam Kaffah menurut Beliau adalah kehidupan yang di dalamnya selalu disandarkan kepada Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah. bukan hanya yang berkaitan dengan diri pribadi, tapi juga keluarga, lingkungan sekitar hingga pada masalah-masalah kenegaraan. Berislam secara kaffah tanpa di dukung oleh lingkungan sekitarnya sangatlah sulit. Lihatlah bagaimana informasi yang mudah di peroleh sudah membuat budaya kita menjadi tergeser. Media telah memutar balik kebenaran. menjadikan anak-anak kita salah dalam menentukan figur idola. Teringat beberapa saat yang lalu, bagaimana seorang mantan pelaku pornografi yang dibebaskan. Kemudian Media memberi tajuk "bebasnya sang bintang". Seakan-akan membenarkan apa yang telah diperbuatnya. bagaimana ini...?? 
Islam yang kaffah adalah menerima seluruh isi Al-Qur'an, bukan menerima setengahnya dan menolak setengahnya yang lain. sebuah Ayat dalam Al-Qur-an yang berbunyi :
“Dan jika kamu khawatir tidak dapat berbuat adil terhadap anak-anak atau perempuan yatim (jika kamu mengawininya), maka kawinlah dengan perempuan lain yang menyenangkan hatimu; dua, tiga, atau empat. Jika kamu khawatir tidak dapat berbuat adil (terhadap istri yang terbilang), maka kawinilah seorang saja, atau ambillah budak perempuan kamu. Demikian ini agar kamu lebih dekat untuk tidak berbuat aniaya” (An-Nisa` 3).
Ayat di Atas menjelaskan tentang "bolehnya" melakukan Poligami, nah.. bagaimana dengan kondisi negara kita tentang hal ini..?? Negara justru menolak dengan tegas ayat di atas. begitupun dengan tanggapan sebagian besar wanita negeri ini. Malah membenci ayat tersebut. Ingat.. membenci berarti mendurhakai Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Jika memang belum bisa melakukannya, maka jangan sampai untuk membencinya, pun membeci orang-orang yang bisa melakukannya. (hanya sebuah contoh kecil bagaimana beratnya berislam secara kaffah di negeri ini) 

Meningkatkan Kualitas Hidup (Hari ke-5)
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa telah ditegaskan tujuan diciptakannya jin dan manusia adalah semata-mata untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.  berarti hidup adalah ibadah. meningkatkan kualitas hidup bukan dengan menuju keadaan sejahtera secara duniawi, namun lebih pada peningkatan kualitas ibadah. kita terkadang lupa akan tujuan ini, yang kemudian menjadikan dunia sebagai tujuan akhir usaha kita. banyak diantara kita yang rela melakukan apa saja untuk mendapatkan predikat "Berhasil" dari sudut pandang duniawi. tidak peduli apakah itu halal ataukah haram, yang penting bisa tampil sebagai orang yang terpandang. Namun apakah kita sudah terpandang di hadapan Allah..?? 

Kita sama-sama mengetahui bahwa Berpuasa, sholat, zakat, haji dan lain sebagainya adalah ibadah, namun cukupkah hanya ibadah itu saja sehingga kita disebut sebagai orang-orang yang berada pada tujuan yang sebenarnya..?? ataukah kita harus menghabiskan seluruh hidup kita untuk melakukan sholat, puasa, dan zikir..? Hidup adalah ibadah, jika dikerjakan sesuai dengan apa yang telah dituntunkan oleh Allah melalui Rasul-Nya maka segala yang dikerjakan akan bernilai Ibadah dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Itulah yang disebut hidup yang berkualitas.

Rasulullah  shalallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda :
‘Sesungguhnya setiap amalan tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang berhijrah hanya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ia harapkan atau karena wanita yang ia nikahi, maka hijrahnya itu menuju yang ia niatkan’” (HR. Bukhari dan Muslim) 
Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah mengatur segalanya. dan telah memberikan tuntunan yang sangat-sangat sempurna bagi kita dalam menjalani hidup. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengarahkan kita pada tujuan kehidupan yang semestinya. dari hadits di atas dapat disimpulkan, bahwa apapun yang kita lakukan jika di niatkan untuk mendapatkan Ridho Allah  Subhanahu Wa Ta'ala maka Ridho-Nya akan kita dapatkan. tentunya harus dilakukan sesuai syariat-Nya. 

Untuk itu, jangan sia-siakan hidup,  Mulailah memperbaiki niat. agar segala sesuatu yang kita kerjakan dalam hidup ini bernilai ibadah di Hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Cukup Sekian yang bisa saya serap dari ceramah-ceramah yang saya dengar, saya memang orang yang kurang baik dalam merekam dan meneruskan apa yang telah saya dengar. namun begitu, saya berharap yang sedikit ini dapat memberikan manfaat. Jika ada yang salah dalam tulisan ini mohon dikoreksi agar tidak malah menyesatkan.. :)

Wassalam...  





20 komentar:

  1. Wuis Review tarawihnya boleh juga, setuju dengan uraian tentang Islam Kaffah, yaitu menjadikan Al Qur'an dan As-sunnah sebagai aturan dasar dan utama dalam ruang lingkupp kehidupan manusia dalam segala hal, hanya kadang ada beberapa orang mengatakan bahwa "Negara ini bukan negara Islam" hmmm kadang saya sendiri bingung dgn statement seperti itu, apalagi yg bilang begitu justru org yg mempunyai kemampuan agama yg baik, saya jadi berpikir, lantas kalau bukan negara Islam, apa bisa bebas menerapkan hukum semaunya.?, apakah boleh merevisi hukum Allah (Al Qur'an)sesuai seleranya ? nah itulah Pe-er bagi umat muslim yang mengakui kekaffahan Islam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah hukum buatan manusia mas.. pasti banyak salahnya.. katanya negara ini bukan negara Agama, tapi juga bukan negara kapitalis.. begitu banyak pengingkaran terhadap Hukum-hukum Allah yang dibuat oleh orang-orang yang mengaku Islam.. Semoga kita dimudahkan untuk berislam secara kaffah ya mas.. :)

      Hapus
  2. Waaahh.... Saya Harus Rajin-Rajin Mengunjungi Blog ini... Harus Banyak2 Belajar Dari Pemilik Blog.... saya Setuju Sekali Dengan Ulasan QS. An-Nisa 3

    Kasihan Tuh Pak Ustadnya, Perempuan Yang Dimaksud Mungkin Termasuk Istrinya, Alhamdulillah Istriku Tidak Menolak hehehe.....

    Nice Post Mas Bro.... Ditunggu Postingan Berikutnya :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkwk... padahal saya juga banyak belajar dari Anda.. :D
      makasih Kunjungannya.. :)

      Hapus
  3. minggu pertama emang terasa sangat berat, tapi saya semangat2 aja..
    :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah.. Semoga istiqamah dengan semangatnya..
      makasih kunjungannya.. :)

      Hapus
  4. minggu pertama masjid masih penuh.. :)

    begitu kira2 reporatase seorang remaja masjid.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkwkwk... yang pasti kita tidak terpengaruh oleh jumlah jamaahnya... :) Keep Spirit... :D

      Hapus
    2. Jumlah jamaah yang banyak membuat kita makin semangat, dan jumlah yang sedikit makin membuat kita khusyuk. Jadi banyak atau sedikit, tidaklah menurunkan semangat dan kekhusyukan dalam beribadah. Insya Allah.

      Hapus
  5. wah ada juga disinggung tentang poligami, ada yang setuju dan ada yang tidak setuju..., karena poligami itu bukan hanya tentang satu ayat saja, ada latar belakang sejarah yang menjadi penyebab turunnya ayat itu...dan ingat, bahwa Rasulullah SAW berpoligami setelah istri pertama-nya meninggal dunia, dan tiga tahun kemudian barulah Rasulullah SAW menikah lagi...Jadi kalau mau mengikuti sunnah Rasulullah SAW, janganlah mengikutinya dengan sepotong-sepotong, ikutilah dengan rukun dan syarat-nya....salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Super sekali brad... saya hanya mengutip dan sepertinya saya setuju dengan penceramah dan anda... yang pada intinya jangan sampai menerapkan aturan yang mengingkari/membencinya... tentunya segala sesuatu harus sesuai dengan syariat yang telah ditentukan.. makasih kunjungannya bang.. :)

      Hapus
    2. Betul, tidak perlu diributkan apalagi sampai membenci ayat apabila dipahami secara baik dan benar bahwa poligami adalah sebuah solusi, bukan keharusan, dan dibelakang kebolehannya diikuti syarat dan ketentuan yang berlaku. Jadi, baik laki-laki maupun perempuan, sebaiknya jangan terburu berkomentar bila belum mengerti benar apa dan bagaimana poligami yang sesungguhnya.

      Hapus
  6. mantap kak andro review nya :) lanjutkan ! ehh...
    hehehe...
    semangat puasanya kak, ditunggu review ceramah taraweh selanjutnya...
    :)

    BalasHapus
  7. Tentang Islam kaffah. Selalu merasa paling kerdil. Selalu merasa saya bukan apa-apa dibandingkan orang-orang yang sudah jauh menuju menyusuri jalanNya.
    astagfirulloh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Merasa bukan apa-apa terkadang memberikan semangat yang lebih ketimbang yang merasa sudah sempurna.. :)

      Hapus
  8. menurut gue minggu pertama di bulan Ramadhan itu identik dengan bunyi petasan dimana-mana ._.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yups... namun ambil yang baik dan abaikan yang buruk.. bukan begitu brad..? :)

      Hapus
  9. betul gan, semua hal jika diniati ibadah memang berpahala. tidur aja berpahala kok. tapi yang terpenting adalah bagaimana kita meningkatkan amalan baik kita dibulan ramadhan dan pada bulan-bulan selanjutnya? grafik beribadah harus naik, gak boleh turun. ibarat evaluasi pendapatan pada suatu usaha, jika grafik turun berarti kita merugi begitu pula kualitas ibadah kita :)

    BalasHapus
  10. Nice info sob...
    sangat bermanfaat artikelnya :)

    BalasHapus

Silahkan memberi komentar